Priyo: balada tepuk tangan
Hai langit!
Kali ini gue mau ngebahas soal Apresiasi. Lah itu kok judulnya priyo. Set dah protes aja, bayar kaga mau protes. Duileh..
Kata lainnya apresiasi sih penghargaan. Itu sih definisi gue, gak tau kalo kamu gimana? Apa mesti aku kenalan sama ortumu dulu buat nunggu definisi dari kamu? Hadeh...
Jadi.. Seberapa penting sih harga sebuah penghargaan? Ada midnite salenya gak biar cewek shopping bisa ikut andil juga?
Well, tentang apresiasi ini mungkin jadi penting gak penting ya buat kamu-kamu kawula gaul.
Mari kita flashback sejenak. Waktu kamu dan kita masih lucu juga imut, sebelum kena wabah gengsi serta prestige.
"Alkisah priyo kecil sedang bersama ibunya dihalaman depan rumah. Saat itu priyo yg baru berumur kurang dari jumlah jari tangannya, sedang belajar membaca. Priyo mulai berlatih dari a-i-u-e-o sampai 'ini budi'. Ibunya dengan sabar mendidik dan
Kebayangkan si priyo ini harus bisa baca gimanapun caranya. Beban ini harus dipikul priyo seorang diri, betapa besarnya tanggung jawab priyo selain harus mandi dan menghabiskan sarapan.
Belajar baca buat priyo sebenernya mengasyikan seperti main gundu sama si Bocil, anak tetangga sebelah yg jadi teman se(ke)baya-nya. Namun priyo nampak sudah lelah dengan kemampuannya yg gak naik-naik. Ibarat main lets get richis, priyo kalah dadu terus, sampe-sampe coin sama trophy nya abis. Boro-boro dia mau enhanced character. What the hell apasih ya haha.
Suatu saat priyo pun merasa jadi beda sendiri, dia jamaah anti-mainstream. Dimana teman-temannya udah bisa baca koran tempo sambil minum kopi, dia masih berkutat pada majalah bobo dan sebotol dot susu. Priyo jadi ngerasa rendah hati karena kehebatannya itu.
Tiba-tiba disuatu hari yg gerimis rintik hujan membasahi bumi ini riyo menangis syahdu sepulang kuliah TK pagi 3 sks. Ibu priyo pun jadi tak sampai hati melihat anaknya itu, hampir saja beliau lupa kalo priyo anaknya.
Suatu hari, ibu fenissa datang kerumah priyo. Buru-buru priyo ngumpet takut diomelin soalnya kemarin abis ngintip rok fenissa pake kaca serutan. Fenissa adalah anak gembala, eh anak cemerlang mengudara membuka cakrawala pagi, teman sekelas mata kuliah bermain aktif. Nah disitu priyo dipanggil ibunya, diminta melafalkan kemampuan membacanya demi restu ibu fenissa.
Priyo dengan terbata mengucapkan kata demi kata, tapi gak jadi kalimat soalnya priyo belum bisa baca cepat. Gaya baca dia mirip jalanan penuh polisi tidur, baru gas udah ngerem. Gak pernah sampe jadi kalimat.
Melihat anaknya seperti itu ibu priyo kembali memarahinya, kata-kata khutbah keluar dari mulut ibunya, priyo hanya mengangkat tangannya seraya berucap 'Aamiinn'.
Kembali lagi di plot dimana ada ibu fenissa. Ibu fenissa terheran-heran, priyo yg pas tes IQ soal kuantitatif dan visual bisa ngalahin alfa edison, kenapa pas disuruh baca jadi melempem kaya kue apem.
Sampai pada suatu hipotesis yg tingkat confidentialnya mencapai 95%, bahwa ibu fenissa menyadari si priyo ini kebanyakan dimarahinnya daripada ditepuj tanganin sama keluarganya.
Bandingkan dengan fenissa, jangankan per kata, dia baca satu huruf aja stadion bergemuruh luar biasa oleh tepuk tangan. Eh itu sih emang rumahnya sebelah stadion tambaksari, wehehe.
Tapi emang bener si fenissa ini kalo bisa nambah satu huruf langsung dapet clover sama diamond dari ibunya, jadi wajar aja cepet enhanced characternya.
Priyo pun meneteskan air keringat saat mendengar cerita tentang fenissa, gimana engga dia ikut tepuk tangan tiap ada jeda ucapan ibunya fenissa.
Ibu priyo pun akhirnya menyetujui metode penangkaran priyo supaya jadi tukik yg jago baca. Besoknya tiap priyo komat kamit ibunya langsung tepuk tangan.
Dalam 2 hari priyo sudah bisa baca new york times! Jadilah dia masuk trending topic dengan hashtag #PriyoIsoMoco
Pokoknya setelah itu ibu priyo belajar, bukan belajar baca tapi belajar memahami priyo. Abis bisa baca ceritanya priyo ingin bisa naik sepeda, lalu ibunya memberikan priyo motor vixion, untuk dijual lalu dibelikan sepeda roda satu buat priyo.
Besoknya priyo pun mengambil ban kedua sepedanya dikantor pegadaian. Ibunya yg tau kalo tepuk tangan bisa ngebuat si priyo jadi lelaki super, lalu menepuki tangannya keras-keras. Priyo gak langsung bisa, lumpur got dan facial scrub aspal sudah dirasakannya. Namun priyo gak putus asa, katanya ada yg tepuk tanganin kaya burung dara waktu dilepas. Jadilah ia semangat. Sampai akhirnya dia bisa. Dia gak berenti pas jatoh jadi tau cara imbangin badannya. Priyo berhasil bikin fenissa jatuh hati karena bisa lepas tangan pas naik sepeda."
Sebenernya bukan soal sulit atau nggak bisa nya seseorang sih yg bikin orang itu bener2 gak bisa. Tapi minimnya penghargaan, rasa menghargai diantara kita. Betapa banyak orang berhenti hanya karena kamu gak apresiasi?
Betapa ruginya dunia ini kalo maju adalah soal individu, bukan tanggung jawab bersama?
Yuk sudahi malam random ini.
Malam langit!
Komentar
Posting Komentar