Memenangkan Hati

Hai langit!

Lama tak bersua.

Kemarin aku sempat menelisik luasmu, kulihat ada Canopus dan Sirius di dekat timur dan tenggara yang terangnya sungguh mempesona.

Oiya aku juga sempat perhatikan Aldebaran! si bintang merah itu, beserta ribuan bintang lain yang terlihat dari sini, di sudut kota penuh polusi cahaya.

Langit kali ini aku ingin bercerita tentang hari-hari yang makin kompleks.

Seiring berjalan waktu, tibalah aku diujung usia remaja yang sebenarnya sudah habis, tergantikan masa yang disebut orang sebagai 'dewasa'.

Banyak yang sudah kulewati. Banyak yang kusesali. Banyak yang kusyukuri.




Usia 20-an inilah masa yang menentukan, kau tau langit jika boleh kuibaratkan, inilah crisis point persis seperti pesawat yang akan tinggal landas.

Saat-saat dimana pilot akan serius memastikan indikator dan segalanya berjalan normal memastikan penumpang tenang dan melanjutkan kegiatannya di kabin tanpa terganggu.

Inilah masa yang banyak sekali jadi turning point orang-orang terdahulu, aku baca dibanyak buku tentang masa muda, maka disinilah banyak penyesalan yang diceritakan.

Tentang kesempatan, cinta, perjuangan, karir, dsb.
Seakan hidup 'baru dimulai' pada usia ini, satu langkah yang salah dampaknya bisa multiple, merembet kesana-sini.

Tulisan ini tak ingin membahas jauh tentang banyak hal, langit.
Aku akan ceritakan satu bagian saja, dari momen ini dan momen kedepan.

Yaitu tentang memenangkan hati....

Tak bisa kita pungkiri jika opsi hidup berserakan diusia ini, kamu mau jadi apa, kamu mau bikin apa, kamu mau yang kaya gimana, itu semua tersedia. Karena fisik dalam masa optimalnya, karena energi kita terasa mampu mengakomodasi itu semua.

Kesempatan yang begitu banyak hingga kamu bingung memilih, bukan karena tak sanggup dan tak ada opsi namun lebih ke terlalu banyak pilihan hingga kamu tak sanggup memilih barang satupun.



2:57 25th Nov 2015. Ngantuk sekali, nanti kulanjutkan jika ada niat.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

My elbow joint....

Dear past, I am done

Trust...