Mencari Jauh Keluar, Sekedar Ingin Paham Isi Didalam

Hai langit!

Berdasarkan perhitungan kalender masehi, yang berbasis perhitungan edar bumi terhadap matahari, kini sudah tahun 2016! Ya, tahun berganti tahun, sungguh waktu berjalan cepat sekali..

Mari bicara soal tahun baru..
Apa yang akan kalian temukan diawal tahun ini, saya yakin pasti banyak yg bertanya ke kamu, dimulai dengan,

Apa resolusi kamu tahun ini?

Malem minggu ditahun 2016 kamu udah ada yg nemenin? *yg ini bodo amaaat wkwk :D

Rasanya seakan dunia perlu tau rencanamu kedepan, supaya..
1. Didoakan,
2. Dibantuin (*beuh baik banget ini)
3. Keliatan punya rencana aja hehe

Pokoknya kamu harus punya resolusi, minimal satu aja yg spesifik, misal wisuda tahun ini *AAMIIN YA RABB

Dah, satu gitu aja bisa save your life from the other questions hehe. Memang orang Indonesia ini boleh dibilang bangsa kepo, kepingin taunya besar banget. Ntar giliran udah tau juga udah..gak ngasih solusi, gak ngasih jalan keluar, kita mah ngasih komentar aja kerjanya wkwkwk.. alangkah lucunya negeri ini.

Yak kita kembali ke bahasan.





Resolusi ini hadirnya sejalan dengan tujuan kamu, goals of life, kalo kata mister.
Untuk tau tujuan kamu, sebelumnya kamu harus mengenal apa mau kamu, apa yg kamu suka, mau jadi apa, mau bagaimana.

Nah resolusi ini is a part of your life plan, milestone istilahnya. Saya kepingin cerita ini karena ngeliat temen-temen kampus pada ikutan tes 16 personalities di facebook dan dishare ke timeline. Karena jumlah yg ngeshare lumayan banyak, sebagai bangsa kepo, saya jg jadi nyoba ikutan tesnya hahaha

Erat sekali kaitannya kepribadian dengan tujuan seseorang. Misalnya orang dengan kepribadian teliti, praktikal, dan suka di "lapangan" cenderung akan mengarahkan dirinya ke perkejaan dan atau kegiatan yg sesuai dengan karakternya. Sesederhana itulah konsep manusia berpikir dan mengambil kebijakan. Variabel yg ia tak suka, tak bakat dan tak berkemampuan, maka bakal pasti jadi domain orang lain, alias dia gak akan berkutat dibidang itu.

Sekira 4 tahun kebelakang ini, jika boleh saya refleksikan, orang-orang yg fase hidupnya seumuran saya mungkin sedang giat sekali mencari dan "mengenal" dirinya. Mungkin bukan cuman kita-kita nih yg seumuran, pokoknya selama dia udah masuk sekolah menengah, sudah barang tentu harus "kenal" sama dirinya.

Beragam tes kepribadian dan psikologis diambil untuk sekedar mengetahui lebih jauh tentang dirinya.

Sesulit itukah kenal sama diri kita sendiri?

Ya. Sulit untuk tau siapa kita, suka apa, mau apa. If life is a journey, so this question probably is a long roadway that lead us to the destination.

Rasanya udah banyak orang deh yg ambil tes itu, dan begitu melihat hasilnya keluar juga gak yakin-yakin amat dengan penjelasan tentang "dirinya" itu.

Sembari cerita, dulu waktu sekolah menengah atas, pas mau penjurusan IPA-IPS, saya ikut tes karakter begitulah. Ketika hasilnya keluar, saya ingat betul lokasi rekomendasi psikolog mengenai jurusan yg tepat ada disebelah kanan atas kertas pemberitahuan, teman-teman saya memperbincangkan hasil rekomendasinya.

Jadi ada semacam tabel summary yg kolomnya di ceklis artinya kamu "cocok" dengan jurusan itu. Ada banyak teman yg setelah kita bincang-bincang jadi berkesimpulan skeptis, karena hasilnya dianggap kurang sesuai dengan pengetahuannya tentang dirinya sendiri.

Hasil saya? kolomnya di ceklis semua..

IPA | Ya
IPS | Ya
Bahasa | Ya

Jangankan mendebatkan hasil ini, saya bukannya dapat pencerahan dari rekomendasi itu malah jadi bingung. Ditambah penjelasannya psikolognya yg kocak mirip pewarta koran yg terlalu formatif wkwkwk.

Sekali lagi, mengenal diri bisa jadi perjalanan yg sama panjangnya dengan usia hidup.

Nampaknya tak pernah berhenti kita mencoba mengenal diri ini. Misal saat akan menentukan jurusan kuliah, wah a major for your college degree ini juga butuh kontemplasi lama nih bagi kebanyakan orang. Karena milih jurusan itu artinya milih pintu masa depan, peluang kerja, karir, mau jadi apa, dan segudang rencana hidup kalian dimasa yg akan datang.

Bukan hanya soal mau jadi apa, karena kadang nih kita maunya jadi Insinyur, padahal kurang suka menghitung. Mau jadi arsitek tapi sukanya lukis wajah. Yak benar, soal kamu sukanya apa juga bisa jadi problema.

Kebetulan sekali, channel Youtube saya merekomendasikan video TEDtalks ini dari seorang bernama Terri Trespicio (silahkan ditonton)



Nampaknya tak perlu dijelaskan ulang dari penjabaran bu terri diatas, sejujurnya TEDtalks diatas adalah salah satu yg paling bagus yg pernah saya lihat.

saya ambil quotes nya aja ya dibawah ini

Passion is not a plan. It is a feeling, and feeling change.
dan satu lagi

Don't follow your passion, let passion follows you.

Intinya, apa yg kalian suka (passion) mungkin banget berubah. Boleh jadi hari ini kamu lagi suka bermain piano terus pingin jadi pemusik, eh bulan depan taunya udah bosen dan pingin jadi atlet basket aja. Wah ini sih saya banget hehehe, tapi emang bener kan, seringnya yg kita suka itu berubah-ubah. Karena passion kita itu bukan jadi bagian dari rencana, tapi bagian dari rasa suka kita. dan ya rasa akan berubah seiring waktu. Entah itu semakin suka, atau malah sebaliknya *ea udah baper lau? hahaha

Maka untuk ngebuat plan yg kita inginkan berjalan dan sesuai dengan passion kita, kita harus ambil langkah terlebih dahulu, kata bu terri seperti itu.

Saya gak ada maksud menggurui kawula pembaca blog yang sepi ini, karena saya juga dalam proses "mencari" dan "mengenal". Tapi itu satu poin yang make sense banget buat dipertimbangkan. Berapa banyak orang yang awalnya yakin itu memang passionnya, begitu waktu berjalan, eh dia merasa kalo domain itu gak lagi jadi apa yg dia maksud sebagai kesukaannya.

Saya merasa banyak orang-orang (termasuk saya) mencari jauh sekali keluar, hanya untuk mengetahui dan kenal dengan dalamnya diri kita. Sebegitu besarnya diri kita sehingga kalo mau liat big picture nya harus usaha jauh dulu keluar supaya semua bagiannya kelihatan.

Kita juga bisa melihat dan merasakan dari hikmah kisah dan film para petualang, dimana mereka sengaja menyatu dengan alam, sendirian, menyelami diri sendiri dalam kondisi tak ada yg membantu, hanya untuk mengenal dirinya yang sejati. Seperti itulah manusia mencoba mencari sesuatu didalamnya hingga jauh berkelana.

Kembali ke bagian tentang keinginan memahami isi dalam diri tadi. Saya juga pingin membaginya ke kamu, sekedar berbagi saja mengenai personalitas saya hehe. Karena saya juga bukan soe hok gie, ntar kalo saya udah gak ada kan belom tentu jejak seperti ini kalian lihat wkwkw. Gak pingin share di facebook, mari inilah hasil tes saya..jeng jeng..



Hasil pengolahan simple rule based nya saya rasa cukup baik, saya pernah coba tes yg lebih panjang dan kesimpulannya cukup sama. Ini sebenarnya kali kedua tes itu saya lakukan, saya punya kebiasaan 2 kali tes. Kenapa? lihat parameter berpikir dan perasaan yg tipis bedanya. Saya punya garis tangan berbeda, dan tidak bermaksud mengamini palmistri juga, tapi memang ada pengaruhnya. Nah biasanya memang hasil saya ENTP, dan dalam kondisi lain ENFP. Tinggal geser di berpikir, dan perasaan saja perubahannya.

Memang, mengenal diri sendiri ini selain ada metodenya, juga perlu mencari pendapat orang lain. Karena mereka boleh jadi cermin terbaik untuk mengutarakan apa yg mereka liat sedangkan kita tidak. 

Semoga kita temukan maksud dan tujuan kita, kita kenal tak hanya dengan teman, tapi kenal dengan nurani dan diri kita dari dalam.

Tentunya, jika boleh disimpulkan, kita lebih mengenal diri kita sendiri. Lebih dari orang lain, lebih dari tes apapun itu. Apapun, semoga kepribadian kita saling melengkapi, bukankah kita diciptakan berbeda untuk hal itu? :)

Berjalanlah jauh keluar hingga batas dunia.
Pergilah mencari sampai tinggal keniscayaan bahwa tak ada lagi yg harus ditemukan.
Tak perlu kau selami samudra, jika menyelami diri saja kau tak mampu.
Selamlah..
Hingga kau kan pahami, semesta tak hanya dilangit saja.

3 Januari 2016. Kota Surabaya




Komentar

Postingan populer dari blog ini

My elbow joint....

Suara Hati Pemuda Indonesia untuk Pemimpin Bangsa

Dear past, I am done