Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2014

Suara Hati Pemuda Indonesia untuk Pemimpin Bangsa

Untukmu,pemimpin Bangsa Indonesia. Suara hati dari seorang anak muda,demi Indonesia Emas 2045. Wahai pemimpin bangsa. Saya adalah satu dari 61 juta jiwa penduduk yang berusia antara 15 sampai 30 tahun di Indonesia. Saya dan anak muda lainnya dilahirkan untuk menjadi generasi yang sempat merasakan saat-saat terakhir rezim orde baru memimpin Indonesia. Bisa Anda bayangkan, kami lahir ketika krisis makin menjadi dan tumbuh dewasa bersama masa yang kita sebut reformasi.  Ketika saya menulis surat ini untuk Anda, saya mendapatkan fakta bahwa teman-teman saya dan sebagian besar pemuda Indonesia tidak menggunakan hak pilihnya di pemilihan wakil rakyat, diawal bulan ini. Mereka menyebutnya golongan putih sebagai bentuk protes. Lalu perkenankan saya menulis suara hati ini untuk Anda sebagai bentuk kepedulian, wahai pemimpin Indonesia. Ada ratusan suku bangsa,ratusan bahasa dan berbagai warna kulit yang disatukan dibawah bendera yang sama,bendera merah-putih. Rasanya sulit

[Bisakah] Indonesia Menjawab Tantangan Global

Indonesia sudah dikenal dunia lewat kejayaan rempah-rempahnya yang sempat membuat banyak kerajaan di Eropa berlomba untuk menemukan negeri ini.   Namun kisah itu hanya romantisme kejayaan Indonesia di masa lalu, kini Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terdiri dari ratusan suku bangsa berdiri ditengah tantangan dan ancaman masa depan yang semakin global. Demografi Sumber Daya Manusia (SDM) di Indonesia dapat dikatakan yang paling beragam untuk dipersatukan dibawah bendera yang sama. Penduduk Indonesia saat ini sebagian besar terdiri oleh usia angkatan muda yang menjadi potensi besar bagi kemajuan Indonesia.  Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang selalu positif semenjak krisis yang terjadi tahun 1998 membawa angin segar bagi Indonesia dipercaturan global. Indonesia kini menjadi tujuan utama investasi yang tidak hanya menawarkan potensi pasar domestik nomor 4 dunia, namun juga Sumber Daya Alam (SDA) yang dikeruk sejak zaman kolonial hingga saat ini masih menyimpan kekayaan yang

Hidup adalah Berbagi

Kisah untuk Berbagi Arti Hidup sejatinya seperti tempat persinggahan sebelum kembali berjalan ke tujuan.  Kondisi di tempat singgah ini sungguh penuh sesak dengan tantangan, peluang, masalah maupun hambatan. Tempat singgah ini bagaikan potongan surga dan neraka. Dimana keindahan alam seperti bongkahan nirwana dari langit ini juga bertemu dengan masalah yang bagai batu neraka bisa membuat lidah ini kelu tak dapat melanjutkan cerita. Di tempat singgah ini, kami adalah makhluk yang diberikan amanah untuk menjadi pemimpin, yang harus berbagi tempat dengan makhluk lainnya. Dengan berjalannya waktu, jumlah pemimpin di tempat singgah ini semakin bertambah. Pemimpin disini beragam, dari mulai kulit putih, kuning, coklat gelap sampai dari yang bedebah hingga yang berhati mulia. Saya yang menuturkan memoar kisah kami ini adalah bagian dari makhluk yang diberikan tanggung jawab mengelola tempat singgah itu, saat ini. Sampai pada satu saat, di peradaban kami, kami menyadari.