Nahkoda Kapal
Ingin kubunuh keraguanku. Menerjang badai meski hancur kapalku. Bukankah kita harus percaya, harus mengimani? Lantas kita harus melawan saat diganggu rasa untuk meragu. Aku, 20 tahun sekarang. Kapal kecilku melaju menerjang hilir sungai menuju lautan lepas. Aku nahkoda sekarang, meski penumpangnya masih dalam perjalanan untuk disinggahi. Tujuan kapalku berlayar ke seluruh samudra yang ada. Pokoknya sampai tertinggal keniscayaan, bahwa sesuatu pasti ada batasnya. Perjalananku makin terasa hampa, nampak memandu kapal ini seorang diri amat menyedihkan. Bahwa laki laki sekuat dan setegar apapun ingin dicintai oleh perempuam berhati malaikat. Hei, bolehkah aku lanjut besok? Hari ini perang, tapi aku tak tau perang sama siapa. Perang sama diri sendiri kulakoni akhir-akhir ini. Doakan.